Sabtu, 27 Juni 2015

MARKETING SYARIAH




Perkembangan marketing syariah saat ini tidak boleh dipandang sebelah mata banyak sekali pengusaha yang sukses setelah mereka menerapkan marketing syariah, walau masih banyak yang mengatakan pasar syariah adalah pasar yang emosional (emotional market) sedangkan pasar konvensional adalah pasar yang rasional (rational market). Maksudnya orang tertarik untuk berbisnis pada pasar syariah karena alasan-alasan keagamaan yang lebih bersifat emosional, bukan karena ingin mendapatkan keuntungan finansial yang bersifat rasional. Sebaliknya, pada pasar konvensional atau non-syariah, orang ingin mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya, tanpa terlalu peduli apakah bisnis yang digelutinya dan cara mendapatkan hasil tersebut mungkin menyimpang atau malah bertentangan dengan prinsip syariah.

Memang praktisi bisnis dan pemasaran sebenarnya bergeser dan mengalami transformasi dari level intelektual (rasional) ke emosional dan akhirnya ke pasar spiritual. Pada akhirnya konsumen akan mempertimbangkan kesesuaian produk dan jasa terhadap nilai-nilai spiritual yang diyakininya. Dilevel Intelektual (rasional), pemasar menyikapi pemasaran secara fungsional-teknikal dengan menggunakan sejumlah tools pemasaran, seperti segmentasi, targeting, positioning, marketing-mix, branding dan sebagainya. Kemudian di level emosional, kemampuan pemasar dalam memahami emosi dan perasaan pelanggan menjadi penting. Disini pelanggan dilihat sebagai  manusia seutuhnya, lengkap dengan emosi dan perasaannya. Spiritual marketing merupakan tingkatan tertinggi. Orang tidak semata-mata menghitung untung atau rugi, tidak terpengaruh lagi dengan hal yang bersifat duniawi. Panggilan jiwalah yang mendorongnya, karena didalamnya terkandung nilai-nilai spiritual.
Selain itu dalam syariah marketing, bisnis yang disertai keikhlasan semata-mata hanya untuk mencari keridhaan Allah, maka seluruh bentuk transaksinya insya Allah menjadi ibadah dihadapan Allah. Ini akan menjadi bibit dan modal dasar baginya untuk tumbuh menjadi bisnis yang besar, yang memiliki spiritual brand, yang memiliki kharisma, keunggulan, dan keunikan yang tak tertandingi.
Nabi Muhammad sebagai seorang pedagang memberikan contoh yang baik. Beliau melakukan transaksi secara jujur, adil dan tidak pernah membuat pelanggannya mengeluh, apalagi kecewa. Beliau selalu menepati janji dan mengantarkan barang dagangannya dengan standar kualitas sesuai dengan permintaan pelanggan. Reputasinya sebagai pedagang yang benar dan jujur telah tertanam dengan baik sejak muda. Beliau selalu memperlihatkan rasa tanggung jawab terhadap setiap transaksi yang dilakukan. Mungkin dari sinilah kita dapat mencontoh cara pemasaran syariah yang sangat sukses dengan memegang prinsip dasar untuk hubungan dagang yang adil dan jujur tersebut.

Dimuat di Koran Kedaulatan Rakyat Yogyakarta
www.krjogja.com

PENTINGNYA INFORMASI DARI PELANGGAN



Para era zaman yang serba canggih ini tanpa kita sadari kita sangatlah membutuhkan yang namanya informasi, informasi bisa didapat melalui berbagai media seperti media cetak, media online, media televisi, media radio. Bisa dibayangkan klo media informasi ini tidak ada bagaimana jadinya. Informasi mempunyai manfaat dan peranan yang sangat penting khususnya dalam dunia usaha. Dengan tersedianya informasi tersebut dapat menjadi bahan masukan atau pertimbangan para pemilik usaha dalam pengambilan keputusan secara efektif dan efisien. Sehingga bisa dikatakan bahwa informasi merupakan sebuah hal yang sangat bermanfaat untuk para pengambil keputusan dalam rangka mencapai tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Informasi itu sendiri dapat di artikan suatu data atau pesan yang telah diolah melalui berbagai media yang dimana tujuannya adalah untuk disampaikan kepada penerima dan pastinya ada sebuah manfaat dari penerimaan data tersebut. Dengan adanya berbagai fasilitas komunitas atau media online memungkinkan terjadinya suatu interaksi sosial secara elektronik yang akan mendorong terjadinya electronic-word of mouth (e-WOM). Electronic word- of- mouth (e-WOM) yaitu pernyataan positif atau negatif yang dibuat oleh pelanggan potensial, pelanggan aktual dan mantan pelanggan tentang produk atau perusahaan melalui internet.
Dalam dunia usaha terkadang pelanggan memberikan informasi kepada pemilik usaha yang berupa saran atau kritik, saran dan kritik ini banyak yang ditanggapi secara positif oleh para pemilik usaha dan melakukan koreksi/perbaikan namun tidak dapat dipungkiri juga banyak pemilik usaha yang menanggapinya dengan negatif. Padahal dengan memanfaatkan informasi dari pelanggan ini para pemilik usaha dapat melakukan perubahan atau perbaikan ke arah yang lebih baik, beberapa informasi yang  bisa didapat pemilik usaha dari pelanggan seperti :
  1. Informasi persaingan bisnis.
  2. Informasi produk pesaing
  3. Informasi pemasaran/penjualan produk.
  4. Informasi ketenaga kerjaan.
  5. Informasi cara mengelola bisnis.
  6. Informasi inovasi produk.
Dari informasi pelangga para pemilik usaha dapat melakukan beberapa hal seperti :
  1. Menetapkan strategi.
  2. Memilih saluran distribusi yang tepat.
  3. Memilih dan membuat produk dengan lebih cepat dan lebih murah.
  4. Membuat produk yang sesuai dengan segmentasi.
  5. Melakukan inovasi, membuat desain produk baru atau kombinasi.
  6. Memberikan insentif kepada pelanggan yang sukarela memberikan informasi.
Dengan adanya kesadaran dari pemilik usaha betapa pentingnya informasi, apalagi informasi tersebut datangnya dari pelangga harusnya para pemilik usaha memberikan apresiasi kepada pelanggan yang sudah memberikan informasi yang berarti ikut peduli terhadap keberlangsungan usahanya.


Kamis, 04 Desember 2014

Top Of Mind




Brand Awareness merupakan kesanggupan seseorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu. Peran Brand Awarness dalam keseluruhan brand equity tergantung dari sejauh mana tingkat kesadaran yang di capai oleh suatu merek.



Penjelasan mengenai tingkatan kesadaran merek dari tingkat terendah sampai tingkat tertinggi adalah:
  1. Tidak menyadari adanya merek (unaware of brand). Tinggkat kesadaran merek paling rendah dimana konsumen idak menyadari akan adanya suatu merek.
  2. Pengenalan merek (brand recognition). Tingkat minimal dari kesadaran merek. Hal ini penting ketika seorang pembeli memilih suatu merek pada saat melakukan pembelian.
  3. Mengingat kembali (brand recall). Hal ini didasarkan pada apakah seseorang dapat menyebutkan merek tertentu dalam suatu kategori produk tertentu. Hal ini diistilahkan dengan pengingatan kembali tanpa bantuan karena berbeda dari tugas pengenalan, responden tidak perlu dibantu untuk memunculkan merek tersebut.
  4. Puncak pikiran (top of mind). Apabila seseorang ditanya secara langsung tanpa diberi bantuan pengingat dan ia dapat menyebutkan suatu nama merek, maka merek paling banyak disebutkan pertama kali merupakan puncak pikiran dari konsumen itu sendiri. Dengan kata lain, merek tersebut merupakan merek utama yang terdapat dalam benak konsumen di antara merek lain.
Perceived Quality (Kesan Kualitas) merupakan persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan maksud yang diharapkan. Kesan kualitas memberikan nilai dalam beberapa bentuk yaitu:
  1. alasan untuk membeli, 
  2. diferensiasi,
  3. harga optimum,
  4. kepentingan berbagai pos saluran, dan 
  5. perluasan merek
Upaya meraih kesadaran merek, baik dalam tingkat pengenalan maupun pengingatan kembali, melibatkan dua kegiatan, yaitu: berusaha memperoleh  identitas merek dan berusaha mengaitkannya dengan kelas produk tertentu.

ARTI PENTINGNYA TRUST


    Kepercayaan(trust) merupakan kata yang tidak asing lagi di telinga kita banyak orang yang sering mengucapkan kata-kata tersebut namun banyak dari kita yang tidak dapat menjadi orang yang dipercaya, menjadi seseorang yang dipercaya merupakan suatu hal yang sangat berarti bahkan bisa dikatakan merupakan suatu kebutuhan.

  Dalam dunia bisnis kepercayaan sangatlah penting, karena begitu pentingnya kepercayaan(trust) pelaku bisnis rela melakukan berbagai macam cara dengan  berbagai strategi agar dapat mendapatkan kepercayaan dari konsumen, namun dalam dunia bisnis kepercayaan(trust) juga  banyak di manfaatkan kearah negatif, seperti banyak kita temui investasi menjanjikan keuntungan besar yang tidak rasional namun dapat mendapatkan nasabah yang begitu banyak, hal ini menunjukkan bahwa begitu besarnya pengaruh kepercayaan terhadap dunia bisnis, bahkan begitu pentingnya sebuah kepercayaan sudah begitu banyak orang yang memulai bisnisnya tidak bermodalkan uang tapi hanya bermodal kepercayaan.

    Salah satu contohnya adalah Muhammad SAW, beliau mengajarkan bahwa kepercayaan adalah modal utama dalam berbisnis, karena ia memulai bisnisnya dengan modal kepercayaan (trust) saja, tanpa bermodalkan harta benda, karena kepercayaan merupakan faktor fundamental dalam mengembangkan bisnis.
Dimasa modern ini bisnis berlandaskan kepercayaan(trust) sering sekali kita temui, seperti makin maraknya online shop atau penjualan yang berbasis teknologi, antara penjual dan pembeli tidak saling mengenal, transaksi terjadi hanya berbasiskan pada kepercayaan(trust).

  Kepercayaan (trust) bukan hanya dikenal dalam dunia bisnis namun dalam dunia perbankan, khususnya dalam proses perkreditan. Dalam dunia perbankan kepercayaan (trust) sudah dikenal sejak masa Athena Kuno, kata yang maknanya berdekatan dengan kredit adalah pistis, dalam arti yang sempit, pistis adalah kelayakan kredit (creditworthiness), yang bermakna seseorang yang dikenal oleh banker dapat memperoleh pistis yang lebih besar dari harta miliknya. 

  Pada abad ke-17, muncul kata latin credo atau credere, yang berarti memercayai atau kepercayaan, sehingga pengertian kredit berkembang menjadi “ seseorang bersedia memercayai orang lain bahwa orang itu dapat membayar kembali apa yang di pinjamnya”. Kemudian, kata creditworthiness berkembang dan memiliki arti dengan referensi pada reputasi yang dimiliki seseorang, yang merupakan suatu estimasi bahwa orang itu akan dapat mempertahankan karakter dan reputasinya, sehingga dapat dipercaya (Herijanto, 2013).

Sulaiman Helmi. S.E.,M.M
Mahasiswa Program Doktor PPS FE UII
Telah Terbit dikoran Kedaulatan Rakyat (KR)



Minggu, 01 September 2013

Karyawan Sebagai Pelanggan




Internal Marketing pertama kali di usulkan oleh Berry pada tahun 1976, internal marketing diusulkan sebagai solusi dalam memberikan kualitas pelayanan yang baik secara konsisten, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam internal marketing yaitu, apa yang seharusnya dilakukan, bagaimana seharusnya, dan siapa yang seharusnya melakukan.
Agar internal marketing dapat dilaksanakan secara efektif sebagai paradigma perubahan manajemen organisasi  dan strategi, diperlukan klarifikasi di tingkat definisi. Apa yang dibutuhkan, sebuah spesifikasi yang tepat dari kegiatan apa yang dapat diambil dan apa yang tidak perlu diambil untuk membentuk internal marketing.
Berry pada tahun 1981 juga mendefinisikan internal marketing "melihat karyawan sebagai pelanggan internal, melihat pekerjaan sebagai produk internal yang memenuhi kebutuhan dan keinginan internal pelanggan, serta terus melaksanakan tujuan organisasi ". Asumsi utama yang mendasari pandangan dari internal marketing ini didasarkan pada gagasan bahwa "untuk memberikan kepuasan pelanggan, perusahaan juga harus memiliki karyawan yang puas.
Meskipun begitu sejumlah masalah berpotensi terjadi dari konsep internal marketing ini yaitu, Pertama, tidak seperti situasi pemasaran eksternal, "produk" yang dijual karyawan mungkin saja sebenarnya tidak diinginkan oleh mereka atau bahkan memiliki nilai negatif. Kedua, tidak seperti situasi eksternal, karyawan tidak mungkin memiliki pilihan dalam jenis "produk" yang mereka dapat pilih. Ketiga, karena sifat kontrak kerja karyawan akan "dipaksa" untuk menerima internal marketing "produk" meski mereka tidak mau.  Keempat, biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menjadikan karyawan puas. Dan terakhir, gagasan "karyawan sebagai pelanggan" juga menimbulkan pertanyaan apakah karyawan memiliki keuggulan.
Dari hal diatas dapat kita simpulkan bahwa Internal marketing juga dapat diartikan : menarik, mengembangkan, memotivasi dan mempertahankan karyawan yang berkualitas melalui pekerjaan yang memenuhi kebutuhan mereka. filosofi Internal marketing, memperlakukan karyawan sebagai pelanggan dan ini juga adalah strategi dari membentuk pekerjaan sesuai dengan kebutuhan.
Dengan semakin tingginya tuntutan pelanggan terhadap karyawan, ditambah lagi dengan harapan yang tinggi dari perusahaan, serta persaingan industri yang semakin ketat membuat perusahan harus memiliki inovasi dalam memasarkan, dengan menggunakan pendekatan “karyawan sebagai pelanggan” dapat membuat karyawan lebih baik, menghargai logika dan berlaku sopan, perilaku seperti inilah yang menimbulkan tercapainya kepuasan pelanggan.
Sulaiman Helmi. S.E.,M.M
Mahasiswa Program Doktor PPS FE UII

Rabu, 01 Mei 2013

Problem Dunia Pendidikan Yang Tak kunjung Usai




Add caption

Lemahnya Sumber Daya Manusia

Salah  satu  sektor  strategis  dalam  usaha  pengembangan  Sumber  Daya Manusia (SDM) di Indonesia adalah sektor pendidikan. Sektor pendidikan ini memberikan peran yang sangat besar dalam menentukan kualitas dan standar SDM di  Indonesia untuk membangun  Indonesia yang  lebih baik kedepannya.  Sebagai  salah  satu  entity  atau  elemen  yang  terlibat  secara langsung dalam dunia pendidikan, pelajar merupakan pihak  yang paling merasakan  seluruh  dampak  dari  perubahan  yang  terjadi  pada  sektor pendidikan  di  Indonesia.  Tak  peduli  apakah  dampak  tersebut  baik  atau buruk. Permasalahan  yang  ikut  membawa  dampak  sangat  besar  pada  pelajar adalah permasalahan mengenai mahalnya biaya pendidikan di  Indonesia. 

Permasalahan  ini dinilai  sebagai permasalahan klasik yang  terus muncul kepermukaan dan belum selesai hingga sekarang. Padahal, tingginya biaya pendidikan  saat  ini  tidak  sesuai  dengan mutu  atau  kualitas  serta  output pendidikan  itu  sendiri.  Kenyataan  tersebut  dapat  dilihat  dari  masih tingginya persentase pengangguran terdidik (Sarjana) yaitu sekitar 1,1 juta orang (Data BPS - 2009). Penyebab banyaknya pengangguran terdidik ini terlihat  beragam  dan menjadi  semakin  ironis  jika  dilihat  dari mahalnya seorang pelajar (terdidik)  telah membayar uang kuliah atau uang sekolahmereka

Lemahnya Taraf Ekonomi Masyarakat

Pendidikan memiliki  daya  dukung  yang  representatif  atas  pertumbuhan ekonomi. Tyler mengungkapkan  bahwa  pendidikan  dapat meningkatkan produktivitas  kerja  seseorang,  yang  kemudia  akanmeningkatakan pendapatannya.  Peningkatan  pendapatan  ini  berpengaruh  pula  kepada pendapatan  nasional  negara  yang  bersangkutan,  untuk  kemudian  akan meningkatkan  pendapatan  dan  taraf  hidup  masyarakat  berpendapatan rendah.  Sementara  itu  Jones  melihat  pendidikan  sebagai  alat  untuk menyiapkan tenaga  kerja  terdidik  dan  terlatih  yang  sangat  dibutuhkan dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara. Jones  melihat,  bahwa  pendidikan  memiliki  suatu  kemampuan  untuk menyiapkan siswa menjadi tenaga kerja potensial, dan menjadi lebih siap latih dalam pekerjaannya yang akan memacu  tingkat produktivitas tenaga kerja,  yang  secara  langsung  akan  meningkatakan  pendapatan  nasional. Menurutnya, korelasi antara pendidikan dengan pendapatan  tampak  lebih signifikan  di  negara  yang  sedang  membangun.  

Sementara  itu  Vaizey melihat  pendidikan  menjadi  sumber  utama  bakat-bakat  terampil  dan terampil. Pendidikan memegang peran penting dalam penyediddan  tenaga kerja.  Ini  harus  menjadi  dasar  untuk  perencanaan  pendidikan,  karena pranata ekonomi membutuhkan tenaga- tenaga terdidik dan terlatih. Permasalahan  yang  dihadapai  adalah  jarang  ada  ekuivalensi  yang  kuat antara  pekerjaan  dan  pendidikan  yang  dibutuhkan  yang mengakibatkan munculnya  pengangguran  terdidik  dant  erlatih.  Oleh  karena  itu, pendidikan perlu mengantisipasi kebutuhan. Ia harus mampu memprediksi dan mengantisipasi kualifikasi pengetahuan dan keterampilan tenaga kerja. Prediksi  ketenagakerjaan  sebagai  dasar  dalam  perencanaan  pendidikan harus  mengikuti  pertumbuhan  ekonomi  yang  ada  kaitannya  dengan kebijaksanaan sosial ekonomi dari pemerintah.

Kamis, 25 April 2013

WAWASAN STUDI KELAYAKAN BISNIS


Pengertian Bisnis dan Perusahaan

Perusahaan diartikan sebagai sebuah organisasi yang memproses perubahan keahlian dan sumber daya ekonomi menjadi barang atau jasa yang diperuntukan bagi pemuasan kebutuhan para pembeli, serta diharapkan akan memberikan laba kepada para pemiliknya.
Bisnis diartikan sebagai seluruh kegiataan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang perniagaan dalam rangka memperbaiki standar serta kualitas hidup mereka.
Studi kelayakan bisnis vs studi kelayakan proyek
Perbedaan yang bersifat mendasar adalah bahwa kegiatan operasional rutin didasarkan pada suatu konsep yang mendayagunkan sistem yang telah ada, apakah berbentuk pabrik, gedung atau fasilitas yang lain, secara seterus menerus secara berulang-ulang.

Perbedaan Proyek dan bisnis

Studi kelayakan proyek merupaka penelitian tentang layak atau tidaknya suatu proyek dibangun untuk jangka waktu tertentu.
Studi kelayakan bisnis merupakan merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga pada saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yanng maksimal.

Perkembangan Bisnis jasa

Lingkungan bisnis jasa saat ini akan menghadirkan sejumlah implikasi penting terhadap perkembangan bisnis jasa kedepan, misalnya :

Akan terjadi inovasi jasa 
 Misalnya seperti saat ini dengan  munculnya belanja barang melalui internet. Sistem seperti ini beberapa waktu lampau belum ada, khususnya yang ada di Indonesia. 

Makin meningkatnya partisipasi konsumen terhadap jasa  
Misalnya bahwa konsumen mulai mencari-cari sendiri berita-berita yang dibutuhkan dan tersedia di internet, sehingga peran surat kabar menjadi berkurang. 
 
Makin meningkatnya kandungan jasa pada barang-baran
Misalnya barang konsumsi seperti radio yang pengoperasiannya lebih midah, atau bauran aktivitas ditempat rekreasi.

Perbedaan barang dan jasa

Barang dan jasa memiliki karakteristik dalam hal-hal : intangbilitas,keberagaman,simultanitas   produksi dan konsumsi jasa, serta kerentanan.

Intangbilitas
Jasa tidak dapat dilihat, dirasakan, dicicipi atau disentuh, oleh karena itu jasa tidak dapat disimpan, akibatnya fluktuasi permintaan jasa sulit untuk dikendalikan 

 Keberagaman
Jasa bersifat kinerja dimana setiap karyawan berbeda-beda dalam kinerja padahal konsumen berkehendak bahwa kinerja tersebut konsisten

Kerentanana
Jasa tidak dapat disimpan, dijual lagi atau dikembalikan.

Pihak-pihak yang membutuhk an laporan studi kelayakan bisnis yaitu :
1.      Pihak investor
Misalnya dengan mencari investor atau pemilik modal yang mau turut serta menanamkan modalnya pada proyek yang akan dikerjakan itu.sudah tentu pihak investor akan mempelajari laporan studi kelayakan bisnis yang telah dibuat karena calon investor mempunyai kepentingan langsung tentang keuntungan yang akan diperoleh serta jaminan keselamatan atas modal yang akan ditanamnya.
2.      Pihak kreditor
Misalnya bank, pihak bank sebelum memutuskan untuk memberikan kredit atau tidak, perlu mengkaji ulang studi kelayakan bisnis yang telah dibuat, termasuk mempertimbangkan sisi-sisi lain, misalnya bonafiditas
3.      Pihak manajemen perusahaan
Pihak manajemen harus mempelajari studi kelayakan itu, misalnya dalam hal pendanaan, berapa yang dialokasikan dari modal sendiri, rencana pendanaan nilai investor dan kreditor.
4.      Pihak pemerintah dan masyarakat
Kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah karena bagaimana pun pemerintah dapat, secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kebijakan perusahaan. Contohnya penghematan devisa daerah, penggalakan ekspor nonmigas dan pemakaian tenaga kerja massal
5.      Bagi tujuan pembangunan ekonomi
Aspek-aspek yang perlu dianalisis untuk mengetauhui biaya dan manfaat tersebut antara lain ditinjau dari aspek rencana pembangunan nasional, distribusi nilai tambah pada seluruh masyarakat, nilai investasi per tenaga, pengaruh sosial, serta analisis pemanfaatan dan beban sosial.

TAHAPAN STUDI KELAYAKAN BISNIS

Penemuaan ide. Produk yang akan dibuat haruslah bepotensi untuk laku dijual dan menguntungkan. Untuk menghasilkan ide proyek tadi, perlu dilakukan penelitian yang terorganisasi dengan baik serta dukungan sumber daya yang memadai. Jika terdapat ide proyek lebih dari satu, maka yang dipilih oleh pengambil keputusan biasanya tergantung pada 3 faktor, pertama, ide proyek cocok dengan kata hati-nya, kedua, pengambil keputusan akan mampu melibatkan ciri dan semuanya. Ketiga, keyakinan akan kemampuan proyek untuk menghasilkan laba.

Tahap penelitian. Dumulai dengan mengumpulkan data, lalu mengolah data berdasarkan teori-teori yang relevan, menganalisis dan meninterprestasikan hasil pengolahan data dengan alat-alat analisis yang sesuai menyimpulkan hasil sampai pada pekerjaan membuat laporan hasil penelitian tersebut.
   
 Tahap evaluasi.ada tiga macam evaluasi. Pertama, mengevaluasi usulan proyek yang akan didirikan. Kedua, mengevaluasi proyek yang sedang dibangun. Ketiga, mengevaluasi bisnis yang sudah dioperasionalkan secara rutin.
      
Tahap pengurutan usulan yang layak. Jika terdapat lebih dari satu usulan rencana bisnis yang dinggap layak dan terdapat keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki manajemen untuk merealisasikan semua rencana bisnis tersebut, misalnya keterbatasan dana, maka perlu dilakukan pemilihan rencana bisnis yang dianggap paling penting direalisasikan
       
Tahap rencana pelaksanaan. Setelah rencana bisnis dipilih untuk direalisasikan, perlu dibuat rencana kerja, perencanaan pembangunan proyek. Mulai dari penentuan jenis pekerjaan, waktu yang dibutuhkan untuk tiap jenis pekerjaan, jumlah dan kualifikasikan tenaga pelaksanaan, ketersediaan dana dan sumber daya lain, kesiapan manajemen dan lain-lain.

Tahap pelaksanaan.jika proyek selesai dikerjakan tahap berikutnya adalah melaksanakan operasional bisnis ini secar rutin.

ETIKA DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS

1.      Etika penelitian pada responden
Dalam melakukan pengumpulan data, lindungi hak-hak responden, misalnya responden tidak akan merasa dirugikan baik fisik mauapun mental.
2.      Etika penelitian pada klien
Dalam suatu studi kelayakan bisnis klien juga perlu memperhatikan karena klien mempunyai hak atas penelitian yang dilaksanakan secara etis
3.      Etika penelitian pada asisten
Tidak etis jika menugaskan seorang asisten untuk melakukan sesuatu, misalnya melakukan wawancara langsung disuatu tempat yang kurang aman sehingga bisa terjadi terancam secara fisik
4.      Etika klien
Suatu kelayakan bisnis diminta oleh kliennya untuk mengubah data, mengartikan data dari segi yang mengutungkan, menghilangkan bagian-bagian dari hasil analisis data yang dianggap menrugikannya dan sebagainya.